HARGA BBM NAIK, GANTI REZIM GANTI SISTEM
(Muhammad Rahmani, Sekjen Gerakan Mahasiswa ”GEMA” Pembebasan Sulselbar)
Tepat di bulan april nanti, pemerintah memulai rencananya untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Lewat Undang-Undang (UU) Nomor 22 tahun 2011, pemerintah kita mencoba menghilangkan sedikit demi sedikit kewajiban mengayomi rakyatnya. Betapa tidak, kebijakan ini mau tidak mau akan makin menyengsarakan rakyat. Sekarang saja harga segala macam kebutuhan masyarakat terus naik. Kita bisa bayangkan bagaimana bila subsidi BBM dibatasi? Anehnya pemerintah kita berdalih dalam rangka menghemat APBN yang dibebani oleh subsidi BBM. Ada pula anggapan mereka bahwa subsidi BBM tidak tepat sasaran yang banyak dikonsumsi oleh kendaraan milik pribadi. Padahal Data Susenas 2010 oleh BPS menyebutkan, 65 % BBM bersubsidi dikonsumsi oleh kalangan menengah bawah dengan pengeluaran per kapita di bawah US$ 4 dan kalangan miskin dengan pengeluaran per kapita di bawah US$ 2. Sementara itu, 27 % digunakan kalangan menengah, 6 % kalangan menengah atas dan 2 % kalangan kaya (www.Hizbut-Tahrir.or.id/Pembatasan BBM Bersubsidi Demi Kepentingan Asing.htm.) Tapi kontras terlihat ketika dalam rangka melaksanakan niat mereka untuk berhemat, pemerintah malah menggemukkan diri dengan adanya penambahan wakil menteri yang mau tidak mau pasti menyedot APBN. Padahal kinerjanya tidak jauh berbeda. Belum lagi fasilitas-fasilitas yang akan diperoleh pejabat-pejabat itu. Setali tiga uang, anggota dewan yang mengesahkan UU yang tidak berpihak kepada rakyat itu juga berfoya-foya dengan uang yang katanya akan dihemat. Pembangunan toilet mereka saja mencapai 2 milyar, renovasi ruang rapat banggar menembus angka 20 milyar. Kita juga bisa melihat bagaimana proyek-proyek siluman yang mengeruk APBN serta uang studi banding (baca: plesiran) mereka.
Fakta yang lain pula bahwa beban utama dari APBN kita adalah pembayaran utang beserta bunganya yang mencapai 170 trilyun, tapi pemerintah malah menambah surat utang Negara sebesar 134 trilyun dan utang luar negeri 54 trilyun. Mengapa bukan pengeluaran-pengeluaran ini yang dihemat. Mengapa bukan gaji-gaji pejabat atau gaji presiden sendiri yang dihemat. Mengapa harus kebutuhan pokok rakyat yang dihemat? Lalu apa guna mereka menjadi pejabat bila hanya menghabiskan uang yang ditujukan untuk kesejahteraan rakyat. Padahal rakyat terus ditekan untuk senantiasa membayar pajak sebagai ”kewajiban” warga negara.
Kenaikan harga BBM ini juga dipicu oleh harga minyak dunia, tetapi anehnya yang punya minyakkan adalah Indonesia. Lalu mengapa mengikut dengan harga minyak dunia. Logikanya, Indonesia yang jadi penjual sebagai pemilik utuh minyak itu, tetapi yang menentukan harga adalah orang lain. Anehnya lagi pemerintah mengiyakan hal tersebut. Akhirnya cost minyak dunia menjadi beban pemerintah. Ini tak lepas dari LOI tahun 2000 yang disepakati dengan IMF yang memberikan acuan harga minyak agar bercermin pada harga minyak dunia.
Pemerintah sebenarnya tahu bahwa kenaikan BBM ini akan merugikan rakyat, tapi anehnya masih juga dilakukan. Buktinya mereka menyiapkan BLT jenis baru dengan nama baru BLSM. Alasannya supaya tidak terjadi inflasi. Belum lagi mental korup dari pejabat-pejabat, yakin saja uang ini tidak akan secara merata terbagi.
Pemerintah kita saat ini layaknya perusahaan besar yang menjual banyak aset-aset Negara, termasuk blok-blok minyak. Proses unbundling yang dilakukan dalam tubuh pertamina, semakin memperlihatkan itu. Bayangkan dalam setiap tahapan dari hulu hingga hilir pemerintah memberikan kesempatan untuk swasta bermain di dalamnya. Mau tidak mau cost yang akan dikeluarkan ketika penentuan harga di hilir, pasti makin naik. Adanya kebijakan kenaikan harga BBM di sektor hilir ini, makin membuktikan bahwa pemerintah menjadi pengusaha yang menjual bangsanya.
Pemerintah kita lebih takut kepada asing dan pemilik modal ketimbang tanggung jawabnya sebagai penguasa kepada rakyatnya. Dan inilah penguasa kita yang terus mengkampanyekan kesejahteraan rakyat, tetapi buktinya NOL Besar. Hal itu pati atas perintah dari Presiden kita Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ia lebih tunduk pada kebijakan global ketimbang rakyat yang memilihnya. Maka tidak ada lagi kepercayaan kepadanya. SBY tidak layak lagi memimpin Indonesia lebih lama. SBY juga seperti itu karena sistem yang ia jalankan memang telah rusak. Demokrasi dengan seabrek masalahnya telah membuat rakyat Indonesia hingga puluhan tahun tidak merasakan kesejahteraan. Indonesia hingga hari ini tidak merdeka secara utuh. Tidak ada solusi selain mengganti rezim dan mengganti sistem secara menyeluruh.
Demokrasi Meniscayakan terjadinya liberalisasi migas yang dilakukan oleh pemerintah kita hari ini. Persaingan ekonomi global membuat pemerintah kita harus membatasi subsidi BBM ini agar asing dengan perusahaan-perusahaan minyaknya dapat menguasai minyak di Indonesia dari sektor hulu hingga hilir. Menteri ESDM waktu itu, Purnomo Yusgiantoro, menegaskan dalam pernyataan persnya (14/5/2003): “Liberalisasi di sektor minyak dan gas akan membuka ruang bagi para pemain asing untuk ikut andil dalam bisnis eceran bahan bakar minyak” (www.Hizbut-Tahrir.or.id/Pembatasan BBM Bersubsidi Demi Kepentingan Asing.htm.). Liberalisasi merupakan usaha-usaha sistem Kapitalisme dalam menjalankan perekonomiannya. Kapitalisme terbukti hanya mensejahterakan segilintir orang saja. Kita tak mungkin lagi percaya dengan jargon-jargon penguasa yang berkata atas nama rakyat. Karena rakyat yang dimaksud adalah para pemilik-pemilik modal, pengusaha-pengusaha besar serta kalangan elit lainnya. Dan kepentingan merekalah yang diakomodir bukan rakyat. Kapitalisme adalah sebuah sistem yang meniscayakan ini terjadi. Maka dampak yang ditimbulkan oleh penerapan sistem kapitalisme adalah ketimpangan kondisi masyarakat. Ketidakadilan, kebodohan, kemiskinan. Dimana yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.
Tentu kita mesti beranjak dari sistem yang tidak peduli akan nasib rakyat secara keseluruhan ini. Kemudian beralih kepada sistem yang benar-benar tahu bagaimana mensejahterakan umat manusia. Sedangkan kita ketahui bersama hanya Allah-lah yang paling tahu bagaimana membuat umat manusia hidup dalam kemakmuran. Serta mengikuti teladan kita Rasulullah SAW ketika beliau mengatur kehidupan umat manusia. Dalam sabdanya : Kaum muslim berserikat dalam tiga hal: padang rumput, air dan api (HR Abu Dawud dan Ahmad). Kata an-nâr (api) mencakup semua jenis energi termasuk bahan bakar minyak. Dalam sabdanya yang lain,“Sesungguhnya, Abyad bin Hammal mendatangi Rasulullah saw, dan meminta beliau saw agar memberikan tambang garam kepadanya. Ibnu al-Mutawakkil berkata,”Yakni tambang garam yang ada di daerah Ma’rib.” Nabi saw pun memberikan tambang itu kepadanya. Ketika, Abyad bin Hamal ra telah pergi, ada seorang laki-laki yang ada di majelis itu berkata, “Tahukan Anda, apa yang telah Anda berikat kepadanya? Sesungguhnya, Anda telah memberikan kepadanya sesuatu yang seperti air mengalir (al-maa’ al-‘idd)”. Ibnu al-Mutawakkil berkata, “Lalu Rasulullah saw mencabut kembali pemberian tambang garam itu darinya (Abyad bin Hammal)“. [HR. Imam Abu Dawud]
Layaknya tambang garam tadi, minyak juga merupakan hal milik umum, jadi negara hadir dalam rangka untuk mengeksplorasi serta mengelolanya lalu kemudian sepenuhnya diberikan untuk memenuhi kebutuhan-kebetuhan rakyat. Jadi haram hukumnya memberikan harta milik umum ini kepada pribadi, swasta bahkan asing.
Semua itu hanya bisa dilaksanakan ketika Syariah Islam diterapkan secara menyeluruh dalam kehidupan manusia. Syariah Islam mesti menjadi konstitusi negara dalam rangka mensejahterakan seluruh umat manusia yang bernaung di dalamnya. Baik mereka muslim ataupun non muslim. Dan Syariah hanya bisa diterapkan secara menyeluruh dalam sebuah institusi Negara bernama Khilafah Islamiyah. Tanpa Khilafah Islamiyah, Syariah hanya berupa konsep-konsep semata. Sejatinya perjuangan kita terus mengarah kepada Syariah dan Khilafah.
Kesadaran kita akan hal ini merupakan bentuk perjuangan kita untuk beranjak dari keterpurukan umat manusia hari ini menuju pada perubahan. Perubahan dari bentuk penyembahan kita kepada sesama manusia menuju penyembahan kepada Allah SWT. Wallahu ’alam bi ash showab.
Maret 19, 2012
Kategori: Mahasiswa . . Penulis: igz4 . Comments: Tinggalkan komentar